Konsep Desain Pembelajaran


KONSEP DESAIN PEMBELAJARAN *)
Oleh: Aang Ali Nurzen Amin **)

ABSTRAK
Dewasa ini Desain Pembelajaran bukan lagi suatu hal yang asing khususnya di dunia pendidikan, baik pendidikan yang formal maupun pendidikan non formal. Pada dunia pendidikan formal Desain Pembelajaran mengalami perubahan dan berkembang sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Desain Pembelajaran dapat mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuannya serta berkedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Rumusan konsep Desain Pembelajaran adalah cara untuk mencapai tujuanpembelajaran, Desain Pembelajaran sebagai cara dalam meyampaikan bahan ajar, Desain Pembelajaran sebagai pengalaman dalam menghadapi proses belajar, Desain Pembelajaran sebagai rangkuman dalam merencanakan pendidikan/pengajaran, Desain Pembelajaran sebagai bagian dalam system pengajaran . Sedangkan pada prinsipnya Desain Pembelajaran harus menjadi penentu dalam tujuan pendidikan dan dapat memilih isi, proses kegiatan pembelajaran sampai ke pemilihan media serta alat pembelajaran dan penilaian.
Berkaitan dengan konsep dan prinsip Desain Pembelajaran tersebut hendaknya ada perencanaan yang matang agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai ujung tombaknya adalah kita harus mampu mendesain kegiatan pembelajaran bagian dari kurikulum sebagai rencana. Baik yang berkaitan dengan komponen desain, jenis desain sampai ke pengembangan desain.

Kata kunci: Konsep Desain Pembelajaran, prinsip desain pembelajaran,



1.    PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
            Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena dengan menjadi bangsa yang cerdas maka segala bentuk persoalan yang ada akan mudah untuk diselesaikan dengan strategi yang efektif dan efisien. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut menjadi kenyataan bukanlah perkara yang mudah. Dunia pendidikan Indonesia sepertinya harus berjuang keras dalam melakukan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
            Paradigma baru pendidikan nasional memberikan arah pada otonomi atau desentralisasi pendidikan, berorientasi pendidikan holistik untuk mengembangkan
kesadaran individu akan nilai-nilai kesatuan dalam kemajemukan budaya serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral, kemanusiaan dan religi, di samping mengembangkan kreatiitas, produktivitas, berpikir kritis, bertanggungjawab, kemandirian serta kemampuan berkolaborasi. Tujuan di atas dapat dicapai jika sistem pendidikan dapat memberikan peluang lebih besar pada para pendidik untuk berimajinasi dan mengembangkan kreativitasnya.
            Setiap peserta didik mempunyai cara untuk mengerti sendiri. Maka penting bahwa setiap peserta didik mengerti kekhasan, keunggulan dan kelemahannya dalam memahami sebuah materi pembelajaran. Mereka perlu menemukan cara belajar yang tepat bagi diri sendiri. Setiap peserta didik mempunyai cara yang cocok untuk dapat memahami pengetahuannya yang kadang-kadang sangat berbeda dengan teman-temannya yang lain. Dalam kerangka ini, sangat penting bahwa peserta didik dimungkinan untuk mencoba bermacam-macam cara belajar yang cocok bagi dirinya, begitu juga penting bagi pendidik menciptakan bermacam-macam cara belajar yang cocok untuk peserta didiknya. Pendidik juga perlu menciptakan bermacam-macam situasi dan metode pembelajaran yang membantu peserta didik. Satu model belajar dan mengajar tidak akan membantu banyak bagi peserta didik yang begitu majemuk.
Untuk membantu mencapai menentukan proses pembelajaran yang tepat bagi peserta didik maka dalam kesempatan ini penulis akan sedikit membahas tentang konsep desain pembelajaran.
2.    KONSEP DESAIN PEMELAJARAN
A.  Pengertian Desain Pembelajaran
   Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran   dan  pelaksanaannya.   Sebagai  ilmu,  desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan,   pelaksanaan,   penilaian,   serta  pengelolaan   situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Desain pembelajaran dikenal juga dengan istilah instructional design = in-struc-tion-al de-sign. Yaitu proses dimana instruksi ditingkatkan melalui analisis kebutuhan pembelajaran dan pengembangan sistematis bahan pembelajaran. Desain instruksional sering menggunakan teknologi dan multimedia sebagai alat untuk mengingkatkan instruksi. Biasanya dengan menentukan metode, yang jika diikuti akan memfasilitasi transfer pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk penerima. instruksi.  Untuk itu perlu memerhatikan ‘praktek terbaik’ dan metode pembelajaran yang inovatif untuk membuat model desain yang lebih efektif.
Dengan demikian dapat disimpulka desain pembelajaran adalah praktek   penyusuna medi teknologi   komunikasi   dan   isi   untuk membantu  agar  dapat  terjadi  transfer  pengetahuan  secara  efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran,  dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang  sudah  teruji  secara  pedagogis  dan  dapat  terjadi  hanya  pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
B. Komponen Utama Desain Pembelajaran
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
1.         Pembelaja (pihak   yan menjad fokus)   yang   perlu   diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
2.         Tujuan  Pembelajara (umum   dan  khusus)   Adala penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
3.         Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
4.         Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
5.         Bahan  Ajar,  adalah  format  materi  yang  akan  diberikan  kepada pembelajar
6.         PenilaiaBelajar, tentang  pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.
, C.  Tahapan Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran terdiri dari lima fase yaitu analisis, desain, pengembangan implementasi, evaluasi. Lima fase itu dilakukan secara berkelanjutan dengan perbaikan selalu menyertai perjalanan mereka. Bila melakukan perjalanan mengawali dengan anlisis-desain-pengembangan-implementasi-evaluasi akan kembali lagi ke analisis. Dan setiap tahap itu selalu akan ada perbaikan-perbaikan seperti prinsip orang Jepang. Tidak ada uji coba-uji coba. Semua terus berjalan dengan perbaikan di tengah jalan. Lima fase ini pun tersebut secara garis besar terdapat tiga tahap:
tahap I     : Pengembangan pembelajaranl
tahap II   : Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran
tahap III : Evaluasi pembelajaran
Dalam praktiknya dehari-hari kadang- kadang pengajar kurang memerhatikan tingkat kesukaran dari suatu materi. Sehingga peserta didik merasa ada ketumpang tindihan dalam pembelajaran, peserta didik merasa antara tujuan dan evaluasi tidak berkaitan atau merasa pengajarnya tidak inovatif. Kalau ditinjau ulang, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah ketidakpedulian pengajar memerhatikan tingkat kesulitan pada materi tertentu. Padahal sulit atau tidaknya suatu materi dapat dilihat pada kata kerja yang digunakan dalam indikator yang bergerak dari taksonomi Bloom. Kognitif-afektif-prikomotor.
Pertama pada ranah Kognitif ; Pengetahuan (Knowledge), Pemahaman (Comprehension), Penerapan (Application), Analisis (Analysis), Sintesis (Synthesis), Evaluasi (Evaluasion).
Kedua pada Ranah Afektif; Penerimaan (Receiving), Menanggapi (Respondinh), Penanaman Nilai (Valuing), Pengorganisasian (Organization), Karakterisasi (Characterization).
Ketiga pada ranah Psikomotor; Pengamatan (Observing), Peniruan (Imitation), Pembiasaan (Practicing), Penyesuian (Adapting)
Tiga ranah bersama 15 kata kerja di atas dapat membantu pengajar untuk mendesain sebuah pembelajaran dengan pendekatan pengembangan kurikulum hendaknya berbasis bidang ilmu, berbasis kompetensi, berbasis relevansi personal, berbasis isi sosial
Atau dengan model pengembangan sistemik yaitu, desain pembelajaran yang disebut juga dengan instructional design (ID). Sistemik, dengan logical steps berdasarkan prinsip-prinsip ID. Struktur, kesesuaian antara target kompetensi dengan strategi pembelajaran. Dari pengembangan tersebut hendaknya berorientasi pada peserta didik ( student centered), berorientasi pada tujuan (goal oriented), focus pada tujuan kinerja nyata (real word performance), focus pada kinerja yang dapat diukur secra valid dan reliable.
C. Teori-teori Pembelajaran dalam Desain Pembelajaran
Penelitian terkini mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang bermedi teknologi   dapat   meningkatkan   nilai  para  pelajar sikap mereka   terhadap   belajar dan   evaluasi   dar pengalaman   belajar mereka. Teknologi juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar, dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented). Dengan kata lain, penggunaan media menggunakan  audio  visual  atau  komputer  media  dapat  membantu siswa itu memperoleh pelajaran bermanfaat.
Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatadalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran  yang tepat. Strategi pembelajaran  harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, Terdapat beberapa teori belajar yang melandasi penggunaan teknologi/komputer  dalam pembelajaran  yaitu teori behaviorisme, kognitifisme dan konstruktivisme.
1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme memandang fikiran sebagai ‘kotak hitam dalam merespon rangsangan yang dapat diobsevasi secara kuantitatif, sepenuhnya mengabaikan proses berfikir yang terjadi dalam otak. Kelompok ini memandang tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur sebagai indikator belajar. Implementasi prinsip ini dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.       Sisw harus   diberitahu   secar eksplisit   outcom belajar sehingga  mereka  dapat  mensetting  harapan-harapan  mereka dan menentukan  apakah dirinya telah mencapai  outcome dari pembelajaran online atau tidak.
b.      Pembelajar harus diuji apakah mereka telah mencapai outcome pembelajaran  atau tidak. Tes dilakukan  untuk mencetingkat pencapaian  pembelajar  dan untuk memberi umpan balik yang tepat.
c.       Materi belajar harus diurutkan dengan tepat untuk meningkatkan belajar.  Urutan  dapat  dimulai  dari  bentuk  yang  sederhana  ke yang kompleks, dari yang diketahui sampai yang tidak diketahui dan dari pengetahuan sampai penerapan.
d.      Pembelajar harus diberi umpan balik sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana melakukan tindakan koreksi jika diperlukan.
2.  Teori Kognitivisme
Kognitivisme  membagi  tipe-tipe  pembelajar,  yaitu:  1Pembelajar tipe pengalaman-konkret lebih menyukai contoh khusus dimana mereka bisa terlibat dan mereka berhubungan dengan teman- temannya,  dan bukan  dengan  orang-orang  dalam  otoritas  itu;  2) Pembelajar tipe observasi reflektif suka mengobservasi dengan teliti sebelum  melakukan  tindakan;  3) Pembelajar  tipe konsepsualisasi abstrak  lebih suka bekerja dengan sesuatu dan symbol-simbol dari pada dengan manusia. Mereka suka bekerja dengan teori dan melakukan  analisis  sistematis.  4) Pembelajar  tipe eksperimentasi aktif  lebih  suka  belajar  dengan  melakukan  paktek  proyek  dan melalui  kelompok  diskusi.  Mereka  menyukai  metode  belajaaktif dan berinteraksi dengan teman untuk memperoleh umpan balik dan informasi.  Implementasi  prinsip ini dalam mendesain  suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.    Materi  pembelajaran  harus  memasukan  aktivitas  gaya  belajar yanberbeda,  sehingga  siswa  dapat  memilih  aktivitas  yang tepat berdasarkan kecenderungan gaya berlajarnya.
b.    Sebagai   tambahan   aktivitas,   dukunga secukupnya   harus diberikan kepada siswa dengan perbedaan gaya belajar. Siswa dengan perbedaan gaya belajar memiliki perbedaan pilihan terhadap dukungan, sebagai contoh, assimilator lebih suka kehadiran  instruktur  yang  tinggi.  Sementara  akomodator  lebih suka kehadiran instruktur yang rendah.
c.    Informasi harus disajikan dalam cara yang berbeda  untuk mengakomodasi berbedaan individu dalam proses dan memfasilitasi transfer ke long-term memory.
d.   Pembelajaharus dimotivasi untuk belajar, tanpa memperdulika sebagaimana   efektif  materi,  jika  pembelajar tidak dimotivasi mereka tidak akan belajar.
e.    Pada saat belajar,  pembelajar  harus  diberi kesempatan  untuk merefleksi apa yang mereka pelajari. Bekerja sama dengan pembelajar lain, dan mengecek kemajuan mereka.
f.     Psikologi  kognitif  menyarankan  bahwa  pembelajar  menerima dan memproses informasi untuk ditransfer ke long term memory untuk disimpan.
3.  Teori Konstruktivisme
Penekanan  pokok  pada konstruktivis  adalah situasi belajar,  yang memandang  belajar  sebagai  yankontekstual.  Aktivitas  belajar yang memungkinkan pembelajar mengkontekstualisasi informasi harus  digunakan  dalam  mendesain  sebuamedia  pembelajaran. Jika  informasi  harus  diterapkan  dalam  banyak  konteks,  maka strategi belajar yang mengangkat belajar multi-kontekstual harus digunakan   untuk   meyakinka bahw pembelaja pasti   dapat pembelaja pasti   dapat menerapka informasi   tersebut   secar luas.   Belaja adalah bergerak menjauh dari pembelajaran  satu-cara ke konstruksi  dan penemuan pengetahuan. Implementasi pada online learning adalah sebagai berikut:
a. Belajar harus menjadi suatu proses aktif. Menjaga pembelajar tetap aktif melakukan aktivitas yang bermakna menghasilkan proses tingkat tinggi, yang memfasilitasi penciptaan makna personal.
b. Pembelajamengkonstruksi  pengetahuan  sendiri bukan hanya menerima  apa  yang  diberi  oleh  instruktur.  Konstruksi pengetahua difasilitasi   oleh   pembelajaran   interaktif   yang bagus, karena siswa harus mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan  pembelajar  lain  dan  dengan  instruktur,  dan  karena agenda belajar dikontrol oleh pembelajar sendiri.
c. Bekerj denga pembelajar   lai member pembelajar pengalaman kehidupan nyata melalui kerja kelompok, dan memungkinkan  mereka menggunakaketerampilan  meta- kognitif mereka.
d.  Pembelajar harus diberi control proses belajar.
e.  Pembelajar  harus diberi waktu dan kesempatan untuk refleksi.
     Pada saat belajar online siswa perlu merefleksi dan menginternalisasi informasi.
f Belajar harus dibuat bermakna bagi siswa. Materi belajar harus
     memasukan  contoh-contoh  yang  berhubungan  dengan pembelajar sehingga mereka dapat menerima informasi yang diberikan.
g.  Belajar  harus  interaktif  dan  mengangkat  belajar  tingkat  yang lebih  tinggi  dan  kehadiran  sosial,  dan  membantu mengembangkan makna personal. Pembelajar menerima materi pelajaran  melaluteknologi,  memproses  informasi,  dan kemudian  mempersonalisasi  damengkontekstualisasi informasi tersebut.
D. Model-model Desain Pembelajaran

Dalam  desain  pembelajaran  dikenal  beberapa  model  yang dikemukakan  oleh  para  ahli.  Secara  umum,  model  desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model  berorientasi  sistemmodel  berorientasi  produk,  model prosedural dan model melingkar. Contoh beberapa model yang dikenal adalah :
Model Dick and Carrey, Model Kemp, Model ASSURE, Model ADDIE, Model Hanafin and Peck,  Model Banathi.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.
Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekiolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa  kitsebut  sebagai  model  prosedural  damodel  melingkar. Contoh   dari   mode prosedural   adala mode Dick   and   Carrey sementara    contoh    model    melingkar adalamodel  Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah
satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangka desain   yang   telah   ada   untuk   dicobakan   dan diperbaiki.
E. Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.
Adapun komponen utama desain pembelajaran yaitu: 1) Tujuan pembelajaran; 2) Pembelajar; 3) Analisis pembelajaran; 4) Strategi pembelajaran ; dan 5) Penilaian belajar
Dari tujuan tersebut, sangat jelas bahwa output yang diharapkan dari proses pembelajaran sebenarnya bukan hanya sekedar pribadi-pribadi yang cerdas secara intelektual saja, namun juga harus memiliki budi pekerti luhur berdasarkan keyakinan yang mendalam kepada Tuhan yang Maha Esa. Dengan adanya desain pembelajaran, diharapkan proses belajar mengajar dan tujuan Pendidikan Nasional tersebut tercapai

DAFTAR PUSTAKA

Sagala Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : Alfabeta Joyce, b.et. al. (2009). Models of Teaching (Model – Model Pengajaran).Yogyakarta : Pustaka Pelajarumber.
http://vhyo17.wordpress.com/2010/03/13/berpikir-deduktif-dan-berpikir-induktif/
Online). Tersedia: hhtp:/:www.ut.ac.id/ol-supp/FKIP/ PAK14471/Modu.html (2-4-03).Gerhard, M. (1971),


*) Disajikan pada seminar 
**) Sebagai Pemakalah




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spesifikasi Printer Epson L565

Cara Mudah Membuat Aplikasi Pembelajaran Berbasis Android dari Microsoft Powerpoint

BEDAH BUKU FILSAFAT PENDIDIKAN